Sunday, November 15, 2009

Puisi 003 | Gamang

dua, tiga, laki, perempuan, anak alam
di sudut temaram perempatan jalan
bercengkeram riang, tak tampak suram
berbekal gitar dan sekedar tetabuhan
gantung menyilang melekat pinggang
menatap malam mengikat pandang
pada lampu tiga warna berganti terang
jelang kesempatan pada merah menghadang
kala lalu jalan berganti diam
tiba peluang mengais uang
dari sepasang-dua orang tua alam
dua, tiga dan terus berulang
dicengkeram kepapaan riang

...

dua, tiga ratus warga kehormatan
di sudut jalan wilayah kenamaan
dalam kilap mobil penuh pancaran
bergelak riang penuh harapan
tembus gerbang berpenjagaan
bersolek pakaian gemerlapan
lengkap dengan seruntut perhiasan
berbondong riang ke meja pesanan
dalam sebuah pagelaran malam
pameran dan lelang gaun impian
menggalang derma bencana alam
yang lahirkan ribuan anak alam
dua, tiga ratus juta uang tergalang
dua, tiga puluh gaun terpesan
dalam derai tawa riang para dermawan

....

tigapuluh tiga kali ku ingin mencoba
untuk mengambil pihak di antara dua
keyakinan semu seakan memberi makna
akan keberadaan yang tidak di mana-mana
kala sang kala menebarkan warta
“itu semua sia-sia…”
kegamangan pun telah meredam asa
hingga riang tak lagi ada
gelak tawa ku pun tak lagi menyuarakan nada
___

12/8/00 dini - 13/8/00
di kamar burung gereja

No comments:

Post a Comment